Senin, 26 Mei 2014

PROFIL DAERAH KABUPATEN ACEH SINGKIL

PROFIL DAERAH KABUPATEN ACEH SINGKIL



Kabupaten Aceh Singkil, dengan ibukota Singkil, mempunyai luas 3.578 km2 terletak di bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah timur berbatasan dengan Propinsi Sumatera Utara serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan.
Kabupaten ini berpenduduk 140.002 jiwa yang terdiri laki-laki 70.946 jiwa dan perempuan 69.056 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk ± 39 jiwa per km2. Secara administratif Kabupaten Aceh Singkil terdiri dari 13 kecamatan dan 184 desa. Untuk memudahkan kelancaran angkutan orang atau barang di kabupaten tersedia sarana jalan darat sepanjang: 712,88 km ; dengan kodisi baik 142,07 km;  sedang 202,36 km;  rusak 368, 45 km.

1.Visi & Misi Pembangunan



VISI
1.Perekonomian daerah yang tangguh artinya daerah memiliki potensi  sumber daya alam dan manusia dengan komoditas unggulan daerah yang mampu berkompetisi baik di tingkat regional, nasional maupun global dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di masa yang akan datang;
2.Mandiri artinya masyarakat Aceh Singkil mampu berkembang di segala bidang/sektor dalam memenuhi kebutuhannya;
3.Sejahtera lahir batin memberikan arti bahwa masyarakat Aceh Singkil yang makmur di semua bidang pembangunan dengan penghasilan yang cukup, pendidikan yang baik, pelayanan kesehatan yang layak, lapangan kerja yang luas, tingkat pengangguran rendah, terbebas dari kemiskinan, keterisoliran, ketertinggalan, memiliki rasa kepedulian yang tinggi, danketenangan hidup;
4.Bermartabat artinya masyarakat Aceh Singkil yang memiliki jati diri, bebas dari ketergantungan dalam makna mampu bersaing, memiliki kreativitas yang tinggi, masyarakat yang memiliki kemampuan inovasi yang tinggi, bebas dari berbagai pengaruh dan ancaman, mampu mengatasi permasalahan dan tantangan dalam segala sendi-sendi kehidupan;
5.Berlandaskan nilai-nilai Islami memberikan arti bahwa masyarakat Aceh Singkil adalah masyarakat yang taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT dan meneladani Rasul-Nya, taat kepada ulama, dan patuh kepada pemimpin, beramal shaleh, berakhlak mulia, saling hormat menghormati dan hidup berdasarkan ridha Allah SWT.
MISI
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, dirumuskan misi-misi pembangunan Aceh Singkil, 2012-2017 sebagai berikut:
1.       Mewujudkan kehidupan masyarakat atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang ditandai oleh meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui pemenuhan kebutuhan dasar; antara lain melalui bidang ekonomi, bidang pendidikan dan bidang kesehatan;
2.       Mewujudkan perbaikan sistem pemerintahan, pelaksanaan pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat yang berbudaya, berkeadilan, kesetaraan, berwawasan kebangsaan, berbasis pengetahuan dan akhlakul karimah;
3.       Memberdayakan seluruh kekuatan ekonomi daerah terutama sektor economic base yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan, peternakan, pasar tradisional serta industri hasil pengolahan serta bertumpu pada masyarakat dengan memiliki standar kompetensi pasar/berdaya saing;
4.       Mewujudkan sistem dan iklim daerah yang kondusif, demokratis berdasarkan nilai-nilai budaya lokal serta berketrampilan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK);
5.       Meningkatkan seluruh sumber daya sektor-sektor unggulan lainnya yaitu industri dan pariwisata;
6.       Mewujudkan perluasan lapangan kerja dalam upaya mengurangi pengangguran dan kemiskinan;
7.       Mewujudkan masyarakat Aceh Singkil yang sejahtera lahir dan batin;
8.       Mewujudkan masyarakat Aceh Singkil yang Islami.

2.Pariwisata

Aceh Singkil sebagai salah satu Kabupaten Daerah Tujuan Wisata di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam mempunyai potensi yang cukup besar bagi pengembangan sektor pariwisata karena memiliki keindahan, kekayaan alam dan kehidupan sosial budaya serta peninggalan – peninggalan sejarah yang semuanya dapat dijadikan objek wisata. Alam Aceh Singkil yang begitu menakjubkan dan mempesona belum dapat di manfaatkan secara maksimal, banyak sekali potensi wisata yang selama ini terpendam, diantaranya adalah wisata bahari yang saat ini sudah mulai dikembangkan. Sejak berdirinya Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 1999 telah banyak pengembangan - pengembangan yang dilakukan disegala bidang yang bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) terutama disektor pariwisata.
Sebagai daerah tujuan wisatawan lokal dan mancanegara yang memiliki keunikan budaya, keindahan alam dan masyarakat yang ramah , Singkil telah dikunjungi oleh banyak wisatawan dari berbagai belahan dunia seperti Eropa, Amerika Serikat, dan Australia dari tahun 2002 hingga saat ini. Walaupun masih ada kekurangan disana-sini, Kabupaten Aceh Singkil terus berbenah diri agar sektor pariwisata dapat diandalkan sebagai salah satu sektor yang menghasilkan Pendapatam Daerah yang besar.
Pertumbuhan pembangunan pariwisata dan jumlah kunjungan wisatawan ke Singkil disikapi dengan positif oleh masyarakat lokal dan menganggap fenomena yang terjadi sebagai peluang emas yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya. Wisata Kabupaten Aceh Singkil mencakup wisata alam, seperti : pulau-pulau yang indah dan terawat yang memiliki flora yang menarik (di Pulau Banyak), air terjun (di Danau Paris dan Suro), danau (di Kota Baharu), rawa (di Singkil), dan pantai (di Singkil dan Singkil Utara).
Satu- satunya yang dapat dikembangkan sebagai lokasi Wisata Bahari adalah Pulau Banyak. Pulau Banyak merupakan tempat tujuan wisata bahari yang ideal. Sebagai daerah kepulauan, Pulau Banyak selain memiliki laut yang cukup luas juga pantai yang sangat panjang dan indah, pantai Pulau Banyak tidak kalah dengan Bali. Pasir putihnya lebih lembut dari Legian Bali, lambaian daun- daun kelapa yang rindang semakin memperindah suasana tamasya dengan pemandangan alam pantai tropis.
Indahnya panorama Sunset juga menjadi tontonan tersendiri yang mengasyikkan. Pulau Banyak terkenal dengan panorama taman bawah lautnya yang sangat indah, berbagai macam ikan hias dan terumbu karang yang indah dapat dijumpai di sini. Wisatawan dapat melihat keindahan panorama ini dengan menggunakan perahu motor yang lantainya terdiri dari gelas kaca tembus pandang, sehingga penumpang dapat melihat ke bawah. Kepulauan Banyak, khususnya Pulau Bangkaru terdapat satwa langka, yaitu penyu Hijau, penyu Belimbing dan penyu Sisik.
Para wisatawan disini dapat melihat penyu bertelur setiap malam, sekaligus dapat melihat bayi-bayi penyu yang merangkak ke laut pada saat matahari terbit. Pantai amandangan dan Pelanggaran di Pulau Bangkaru merupakan kawasan wisata yang menarik, khususnya untuk wisatawan yang berminat melakukan penyelidikan terhadap penyu yang setiap malamnya memenuhi pasir putih pantai Amandangan. Pada tahun 2011, Jumlah wisatawan asing maupun domestik yang datang mencapai sekitar 9.729 wisatawan, jumlah ini lebih sedikit bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2010, jumlah wisatawan yang berkunjung hanya mencapai 38.726 wisatawan. Jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2011 sebanyak 9.240 lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah wisatawan asing yang hanya berjumlah 489 wisatawan. Jumlah wisatawan domestik biasanya meningkat cukup signifikan pada bulan-bulan tertentu, yaitu pada bulan yang memiliki libur nasional. Sekitar 35,17 persen dari jumlah wisatawan mancanegara menginap di penginapan/hotel yang tersedia di Aceh Singkil. Sementara wisatawan lokal biasanya pulang kembali ke rumahnya ataupun menginap di rumah sanak saudara-nya.

3.Transportasi

Perhubungan memiliki peranan dan dampak yang sangat besar terhadap kelancaran pem-bangunan suatu daerah. Akses yang mudah, cepat, dan murah akan memperlancar perputaran roda perekonomian. Jalan sebagai sarana penunjang transportasi memiliki peran penting khususnya untuk transportasi darat. Berdasarkan status pengelolaannya, prasarana jalan raya dibedakan atas Jalan Negara, Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten. Pada tahun 2011, jalan negara di Kabupaten Aceh Singkil memiliki panjang 47 Km, jalan provinsi mempunyai panjang 76,60 Km, dan jalan Kabupaten memiliki panjang 426,95 Km.
Menurut jenis permukaan jalan, sepanjang 102,79 Km ruas jalan kabupaten sudah diaspal, sedangkan sepanjang 324,16 Km sisanya masih kerikil. Ini berarti baru sebagian kecil saja jalan kabupaten yang sudah diaspal, yaitu sebesar 24,07% dari panjang seluruh jalan kabupaten. Jika dilihat menurut kondisi jalan, ruas jalan kabupaten yaitu sepanjang 102,79 Km (24,07%) dalam kondisi baik, sementara 31,58 Km (7,40%) ruas jalan dalam kondisi sedang, sedangkan 100,17 Km (23,46%) ruas jalan kabupaten berada dalam kondisi rusak, dan 192,41 Km (45,07%) sisa ruas jalan kabupaten dalam kondisi rusak berat. Transportasi sungai di Kabupaten Aceh Singkil berpotensi untuk dikembangkan bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai. Saat ini transportasi sungai menggunakan perahu bermotor yang populer dengan sebutan ”Robin”.
Di Kabupaten Aceh Singkil terdapat dua buah pelabuhan untuk transportasi laut, yaitu satu buah pelabuhan di Desa Pulo Sarok Kecamatan Singkil dan satu buah pelabuhan di Pulau Banyak. Pelabuhan di Pulo Sarok dan Pulau Banyak juga digunakan sebagai dermaga untuk angkutan penyeberangan yang dikelola oleh PT. ASDP. Rute yang dilayani oleh ferry adalah Kota Singkil – Pulau Banyak – Simeulue – Gunung Sitoli. Rute penyeberangan ini sangat strategis karena jaraknya yang lebih pendek dibandingkan kalau melewati pelabuhan lainnya di Aceh Selatan dan Aceh Barat, yaitu apabila penduduk Simeuleu akan melakukan perjalanan ke Provinsi Sumatera Utara.
Selain transportasi darat dan air, transportasi udara juga memiliki andil dalam memperlancar kegiatan perekonomian. Di kabupaten ini juga terdapat bandara untuk transportasi udara yag bernama Bandara Syech Hamzah Fansuri Kabupaten Aceh Singkil. Saat ini pelabuhan udara ini yang berlokasi di Kecamatan Singkil Utara sudah mulai dioperasikan setelah diresmikan oleh Bapak Wakil Gubernur Provinsi NAD pada tanggal 27 April 2008.





4.Perkebunan
Secara umum kebijakan Dinas Perkebunan adalah, "Fasilitasi bagi pengembangan usaha perkebunan secara Sinergis dan berkelanjutan sebagai bahan penopang industri dalam negeri dan ekspor Nasional." Kebijakan umum Dinas Perkebunan Kabupaten Aceh singkil adalah antara lain sebagai berikut :
1.       Peningkatan kualitas SDM terutama guna membentuk aparatur yang profesional.
2.       Peningkatan Pelayanan dan Pembinaan untuk mempertangguh daya saing usaha agribisnis melalui pemantapan usaha ditingkat " on-farm" dan mendorong usaha ditingkat "of - farm " secara berkelanjutan dan berorientasi pasar.
3.       Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat untuk mengoptimalkan pengusahaan dan pemantapan kawasan usaha perkebunan.




PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN JANGKA MENENGAH TAHUN 2011-2015 : 
(1) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan berkelanjutan, dengan kegiatan prioritas :
·         Pengembangan Tanaman Tahunan, Penyegar Perkebunan (Kelapa Sawit, , Kelapa, pinang, jahe dll).
·         Pengembangan Perbenihan, kebun induk dan percontohan perkebunan
·         Pengamatan, Pengendalian OPT Perlindungan Usaha dan Tanaman Perkebunan
(2) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Mutu Produk dan Pemasaran Hasil Perkebunan dengan kegiatan prioritas :
·         Peningkatan Mutu Daya Saing, Pemasaran Hasil, Pembinaan & Peningkatan Peran Kemitraan Perkebunan
3) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Perkebunan dengan Kegiatan prioritas :
·         Optimasi Lahan, Peningkatan Sarana Alat Mesin dan SDM Petani Perkebunan
Konteks Global dan Nasional
Ekspansi perkebunan sawit skala besar ke pulau-pulau kecil seperti kepulauan Mentawai sebenarnya bukanlah hal yang mengejutkan. Ekspansi perkebunan sawit yang didukung kebijakan pemerintah dan lembaga keuangan internasional dan nasional ini merupakan respon untuk melayani permintaan pasar minyak sawit global dan nasional. Permintaan minyak sawit dunia meningkat tajam, dari 13,2 juta ton pada 1993 menjadi 42,38 juta ton pada 2009. Harga jual minyak sawit juga terus mengalami kenaikan yang luar biasa, yaitu mencapai US$ 765 per ton pada akhir 2009 (Barani, 2010).
Kebutuhan pasar ini direspon pemerintah dengan menggenjot produksi minyak sawit sebanyak-banyaknya dan menyediakan lahan seluas-luasnya. Luasan total lahan sawit Indonesia bergerak fantastis dari 250 ribu hektar pada tahun 1978, hingga meroket tajam menjadi 7,3 juta hektar pada tahun 2009 (Colchester, dkk., 2003; ICN, 2009). Ekspansi perkebunan sawit tidak akan berhenti sampai disini, pemerintah menargetkan luas perkebunan sawit menjadi 20 juta hektar pada tahun 2020 (Marti, 2008).
Peningkatan luas lahan sawit ini berbanding lurus dengan peningkatan produksi minyak sawit Indonesia. Total produksi minyak sawit meningkat tajam mulai dari 168 ribu ton pada tahun 1967, menjadi 19,4 juta ton pada tahun 2009, dan ditargetkan mencapai 40 juta ton pada tahun 2020 (Casson, 2003; ICN, 2009). Dari total produksi tersebut, hanya sekitar 25% atau 4,8 juta ton yang dikonsumsi oleh pasar domestik, sementara 75% sisanya ditujukan untuk pasar ekspor. Data ini menunjukkan Indonesia sebagai penghasil minyak sawit terbesar dunia, dan saat ini bersama Malaysia menjadi penyuplai terbesar minyak sawit dunia, yakni mencapai 87% (Marti, 2008).
Terkait denga penguasaan lahan perkebunan sawit, 64% dari luas total perkebunan sawit terkonsentrasi di tangan 10 konglomerat (Casson, 2003), Saat ini, dengan dukungan investasi internasional, perusahaan swasta telah menguasi 50% lahan perkebunan sawit di Indonesia (Colchester, dkk., 2006).
Di Kabupaten Aceh Singkil sendiri telah dikembangkan penanaman berbagai macam jenis komoditas ekspor seperti Kelapa sawit, kakao, lada serta tanaman perkebunan yang lain seperti kelapa, pinang, jahe, gambir, kapuk, tebu, kemiri, nilam, kapulaga dan lain – lain. Tetapi diantara tanaman tersebut yang paling dapat diandalkan sebagai tanaman penghasil pendapatan bagi masyarakat Aceh Singkil adalah Kelapa Sawit. Hal ini disebabkan karena tanaman tersebut cocok dengan countur dan jenis tanah di Aceh Singkil. Dan seiring dengan belum lamanya Kabupaten Aceh Singkil terbentuk sekitar 12 tahun maka otomatis daerah Kabupaten Aceh Singkil masih banyak memiliki lahan tidur yang saat ini hampir seluruhnya telah tergarap untuk dijadikan lahan perkebunan, pemukiman ataupun perkantoran yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Perusahaan Swasta maupun masyarakat. Dengan pembukaan lahan – lahan tersebut maka banyak Perusahaan kelapa Sawit Swasta yang membuka investasinya untuk lahan perkebunan dan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil. Sampai saat ini, berdasarkan data Dinas perkebunan dan kehutanan Kabupaten Aceh Singkil beberapa perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit tersebut masih terus beroperasi dan telah melakukan penanaman dengan jumlah lahan yang sangat luas sepertiditunjukkan tabel dibawah ini:
No
Nama Perusahaan
Kecamatan
Jenis Komoditi
Luas Konsesi
(Ha)
Luas Areal Tanaman
(Ha)
1
PT. Socfindo
Gunung Meriah
Kelapa Sawit
4414,18
4210
2
PT. Lembah Bakti
Singkil Utara
Kelapa Sawit
6570
5923
3
PT. Delima Makmur
Danau Paris
Kelapa Sawit
12.173,47
8969
4
PT. Ubertraco
Kota baharu
Kelapa Sawit
13.924,68
5869
5
Lestari Tungggal Pratama
Danau Paris
Kelapa Sawit
1861
1200
6
PT. Telaga Zam-zam
Gunung Meriah
Kelapa Sawit
100,05
100,05
7
PT. Jaya Bahni Utama
Danau Paris
Kelapa Sawit
1800
1800

5.Pertanian



Kabupaten Aceh Singkil secara alamiah adalah negara pertanian dengan budaya pertanian yang kuat. Bertani, beternak, berburu ikan dilaut adalah keahlian turun-menurun yang sudah mendarah daging. Teknologi dasar ini sudah dikuasai sejak jaman nenek moyang. Karena budaya pertanian yang telah mendarah daging maka usaha pada sektor pertanian kita sebenarnya dapat dipacu untuk berproduksi sebesarbesarnya. Luasnya lahan, cadangan air yang melimpah, dan potensi wilayah yang tersedia mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yang mendukung menjadi obsesi dalam menjadikan Kabupaten Aceh Singkil sebagai pemasok hasil pertanian unggulan di kemudian hari.
Kabupaten Aceh Singkil memiliki potensi sumberdaya yang tidak akan pernah habis, dan akan tetap ada sepanjang usia alam itu sendiri yakni manusia,sinar matahari, tanah, hutan, dan laut. Manusia dengan akal dan budaya lokal daerah yang beraneka ragam akan menghasilkan beragam teknologi budidaya yang unggul spesifik lokasi. Teknik budidaya yang berbasis pada keragaman fertilitas tanah, yang berkaitan dengan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi setempat akan mengakibatkan keunggulan komparatif dari jumlah dan mutu pertanian yang dihasilkan. Biodiversitas tanaman dan hewan Kabupaten Aceh Singkil yang dapat dimanfaatkan juga relatif tinggi. Untuk saat ini telah dan sedang dikembangkan penanaman padi dibeberapa kecamatan diwilayah Kabupaten Aceh Singkil yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam dan luar daerah Kabupaten Aceh Singkil. Selain itu tanaman kelapa sawit yang telah lebih dahulu mendominasi sebagai tanaman perkebunan rakyat ataupun perkebunan perusahaan telah memberikan sumbangan terbesar bagi pendapatan masyarakat.
Laut Kabupaten Aceh Singkil lebih kurangnya 70% belum dieksploitasi secara luas. Laut yang menyimpan kekayaan biodiversitas dan sumber gizi praktis masih belum tersentuh bahkan sebahagian besar belum terbayangkan. Disamping itu kita juga memiliki asset lain yang sangat potensial yaitu hutan tropis yang bertindak sebagai produsen oksigen untuk kebutuhan umat manusia. Sinar matahari sepanjang tahun menyebabkan kita tidak memerlukan rumah kaca yang mahal untuk mengembangkan sektor pertaniannya. Sinar matahari yang memungkinkan terjadinya proses fotosintesa pada tanaman memungkinkan untuk mengembangkan dan menghasilkan komoditas pertanian yang sangat besar.
Rancang bangun revitalisasi sektor pertanian saat ini berfokus pada penyiapan rancang bangun untuk peningkatan produk pertanian secara kuantitas dan kualitas. Beberapa hal-hal yang harus dirancang secara cermat dalam rancang bangun tersebut meliputi  kondisi luas lahan yang tersedia termasuk didalamnya jenisnya (sawah, lahan tadah hujan, dan lahan kering yang akan ditanami untuk tanaman pangan), jenis komoditas (hortikultura, perkebunan, obat-obatan/ dan industri) serta pelaku tindak budidaya (siapa petaninya). Untuk meningkatkan produktivitas yang diinginkan, kebutuhan pupuk dan pestisida untuk setiap pertanaman harus dihitung dengan cermat dan dirancang cara pengadaannya dengan teliti agar pupuk/pestisida berkualitas baik sudah tersedia dengan jumlah yang dibutuhkan pada waktu yang tepat.
Pengadaan bibit/benih berkualitas baik dan diperlukan harus dirancang secara tepat. Konservasi air melalui pemanenan air hujan harus dirancang secara baik dan memadai agar tak terjadi kehilangan air yang berlebihan, dan air tersebut dapat dipakai sebagai air irigasi pada musim kemarau berikutnya. Desain/rancang bangun sistem pertanian berkelanjutan akan diterapkan di setiap daerah dan harus disesuaikan dengan faktor biofisik daerah (site specific) dan disusun sedemikian rupa sehingga sistem pertanian berkelanjutan terwujud di setiap daerah. Oleh karenanya untuk mencapai cita-cita Kabupaten Aceh Singkil sebagai Kabupaten agraris yang unggul hendaknya diperhatikan hal-hal berikut:
1.       Sistem pertanian yang disesuaikan dengan kondisi biofisik daerah
2.       Sistem usaha agribisnis
3.       Teknik budidaya
4.       Perbaikan proses produksi
5.       Pemasaran produksi
6.       Peningkatan akses masyarakat terhadap teknologi
7.       Pendanaan usahanya dan upaya peningkatan pelanggan, sehingga masyarakat mampu meningkatkan profit
8.       Meningkatkan pengembangan produk dan memperbaiki kualitas.

 

6.Perindustrian

Dalam Kebijakan Pembangunan Industri Nasional alas kaki termasuk dalam 10 kelompok prioritas industri yang akan dikembangkan 2005-2009, disamping industri tekstil dan produk tekstil (TPT), makanan dan minuman, pengolahan hasil laut, pengolahan kelapa sawit (CPO), barang kayu, karet, pulp dan kertas, petrokimia, serta mesin listrik dan peralatan listrik.
Untuk itu Kabupaten Aceh Singkil mengoptimalkan upaya untuk memberdayakan industri sepatu di dalam daerahnya dan menciptakan iklim yang lebih mendukung guna memperkuat industri sepatu yang menjadi salah satu prioritas pengembangan industri jangka menengah. Dan langkah ini tepat karena kebijakan Pembangunan Industri Nasional sudah mendapat persetujuan dari Presiden dalam Sidang Kabinet pada pertengahan Mei lalu, maka departemen dan instansi terkait bersedia mendukung 32 industri prioritas melalui kebijakan yang kondusif dan mendukung pengembangan berbagai industri tersebut, termasuk diantaranya sepatu (alas kaki).
Di Kabupaten Aceh Singkil telah dikembangkan industri sepatu rumahan yang menggunakan merek dagang “Mendena”. Industri ini dikembangkan atas kerjasama masyarakat dengan Pemerintah Daerah setempat dalam hal ini Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah. Hal ini dilaksanakan dengan mendatangkan seorang ahli pembuat sepatu untuk memberikan pelatihan kepada beberapa orang pengrajin sepatu yang berada di Kabupaten Aceh Singkil, dimana hasil pelatihan tersebut dapat digunakan untuk secara mandiri mengembangkan industri sepatu tersebut. Hingga saat ini industri sepatu tersebut mendapat respon baik dari masyarakat Kabupaten Aceh Singkil ditunjukkan dengan kualiltas bahan yang baik dan dari segi harga, sepatu Mendena ini terbilang sangat kompetitif, dengan kata lain sepatu Mendena dapat bersaing dengan merek – merek lain yang telah lama beredar dipasaran.  Untuk saat ini sepatu Mendena telah dicoba untuk dipasarkan keluar daerah Kabupaten Aceh Singkil dan diharapkan dapat merebut pasar, sehingga peningkatan taraf hidup masyarakat Aceh Singkil khususnya
Selain itu industri yang telah lama dikembangkan di Kabupaten Aceh Singkil adalah industri perkebunan kelapa sawit yang merupakan salah satu industri andalan Kabupaten Aceh Singkil sampai saat ini. 
Dari 11 kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Singkil, 10 Kecamatan telah berhasil  mengembangkan penanaman kelapa sawit yang sampai saat ini masih berlangsung dan telah menghasilkan tandan buah segar yang merupakan bahan dasar dari beberapa produk olahan dari produk makanan hingga kosmetik. Jumlah lahan yang tersedia di Kabupaten Aceh singkil  cukup luas untuk dijadikan lahan penanaman kelapa sawit dan berikut adalah daftar luas lahan dan hasil produksi dari tanaman kelapa sawit didata per Kecamatan yang ada di wilayah kabupaten Aceh Singkil dan disusun berdasarkan survey Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Singkil tahun 2009 :

No
Kecamatan
Luas Lahan
Produksi
1
Pulau Banyak
-
-
2
Singkil
452    Ha
1.210   ton
3
Singkil Utara
841    Ha
7.539   ton
4
Kuala Baru
37      Ha
-
5
Simpang Kanan
3.033 Ha
45.049 ton
6
Gunung Meriah
4.146 Ha
62.233 ton
7
Danau Paris
1.816 Ha
23.446 ton
8
Suro Makmur
2.448 Ha
45.840 ton
9
Singkohor
2.058 Ha
31.346 ton
10
Kota Baharu
2.487 Ha
35.434 ton


7.Listrik
Sebagai sumber penerangan dan energi lain, baik di sektor rumah tangga maupun industri, listrik memegang peranan yang sangat vital. Kebutuhan tenaga listrik di dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil dipasok oleh 6 (lima) PLTD yang dioperasikan pada 2 (dua) kantor ranting. Jumlah dan lokasi masing-masing PLTD yaitu Ranting Singkil terdiri dari : PLTD Pulau Balai, PLTD Singkil, , PLTD Singkil Utara, PLTD Kuala Baru dan PLTD Haloban serta Ranting Rimo dengan PLTD Rimo. Daya yang terpasang dari keseluruhan PLTD adalah sebesar 17.503 KW. Pada tahun 2011, jumlah produksi listrik yang dibangkitkan naik bila dibandingkan 4 tahun sebelumnya yaitu sebesar 48.394.772 KWh. Peningkatan produksi listrik yang dibangkitkan cukup signifikan terjadi sejak tahun 2009 sampai 2011. Jumlah pelanggan listrik dalam wilatah kerja PLN di Kabupaten Aceh Singkil adalah 20.954 pelanggan. Kecamatan Gunung Meriah memiliki jumlah pelanggan yang paling besar yaitu sebanyak 6.790 pelanggan. Sedangkan Kecamatan Pulau Banyak Barat memiliki jumlah pelanggan yang paling sedikit, jumlahnya hanya mencapai 313 pelanggan. c. Air Minum
Banyaknya pelanggan air minum menurut jenisnya pada tahun 2011 adalah sosial sebanyak 35 pelanggan, non niaga sebanyak 2.467 pelanggan, niaga sebanyak 43 pelanggan, dan industri sebanyak 84 pelanggan.




Sumber:               http://www.acehsingkilkab.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar